THE FOOLEST BOY  

Posted by: Langit Pelangi


Lagi-lagi sesuatu yang menyesakkan itu kembali hadir. Siapa sebenarnya yang mengundang kedatangannya untuk menempati dadaku? Tidak ada. Tidak ada yang mengundangnya. Lalu siapa? Apa mungkin Tuhan yang sengaja mendatangkannya? Ah, aku pikir Tuhan lebih bijaksana untuk tidak sembarangan membersitkan kesesakkan itu padaku. Dia tidak akan begitu saja menghadirkannya tanpa sebab. Sebab? Apa sebabnya Tuhan melakukan itu? Itu yang sedang aku cari tahu.

Jauh sebelum jarum jam menunjuk angka 12 di tengah malam ini, aku dalam keadaan baik-baik saja. Sejauh ini tidak ada sesuatu yang membuatku gelisah, takut atau bersedih. Ya, sejauh ini. Tapi ketika aku melewati batas waktu antara malam dengan pagi, kegelisahan itu kembali hadir dengan tiba-tiba. Entah itu disengaja atau tidak, tapi aku selalu mudah diperdaya olehnya. Oleh kebodohanku sendiri. Kegelisahanku adalah salah satu akibat dari kebodohan yang telah kulakukan. Lucu memang. Bagaimana mungkin ada orang yang selalu bisa dibodohi oleh kebodohannya sendiri dengan begitu seringnya. Bahkan aku sendiri ingin tertawa ketika mendapati kebodohanku sendiri sedang mempermainkanku. Jika adegan dimana aku melakukan kebodohan itu dijadikan sebuah acara TV show, mungkin orang-orang di luar sana akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk tertawa. Ya, menertawakan kebodohanku. Bahkan para pengelola TV tidak akan segan menjual free ticket  untuk menonton My Foolest Show... Show ... Show!

Kebodohan terbesarku adalah melakukan kebodohan itu lagi dan lagi. Aku sendiri bahkan tidak percaya aku bisa melakukan hal semacam itu. Hey, bagaimana kalau aku daftarkan saja rekor kebodohanku ke MURI atau Guiness of Record sebagai kebodohan terbanyak yang pernah dilakukan oleh umat manusia. Ya, cara sangat efektif untuk mendeklarasikan bahwa aku adalah "The Foolest Human Being Ever Lived In The World". Manusia terbodoh yang pernah hidup di dunia. 

Sebenarnya aku sudah memperingati diriku sendiri untuk tidak melakukannya. Aku sudah mengaktifkan "alarm peringatan kebodohan" dalam otakku jika kebodohanku itu terlepas. Beberapa kali alarm itu menjalankan tugasnya dengan baik. Setiap kali aku akan melakukan kebodohan, dia akan segera menyala dan mengeluarkan suara sirine yang bahkan lebih nyaring daripada sirine mobil pemadam kebakaran sekalipun. Sehingga dengan demikian aku tidak akan melakukan kebodohan. Tapi tak jarang pula alarm itu mati dengan tiba-tiba, sehingga aku tidak bisa mengontrol kebodohanku. Bahkan itu terjadi berkali-kali. Jadi siapa yang pantas dipersalahkan? Aku? Atau alarm kebodohanku yang tidak berfungsi?

"Oke. Mungkin ada sedikit kesalahan teknis sewaktu Tuhan menciptakan otakku pada saat mulai berkembang di balik tengkorak kepalaku ini. Mungkin ada komponen yang hilang pada otakku sehingga kemungkinan terjadi malpraktek adalah 100%". Haloo, aku memang bodoh, tapi aku tidak sebodoh itu untuk memahami bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan begitu sempurna. Tidak ada kekurangan pada ciptaannya. Konsep itu sudah ditanamkan pada otakku (yang bodoh ini) jauh jauh hari sebelum aku mengenal apa itu rumus Fisika, Matematika, Neraca Ekonomi, konsep wanita dan pria tidak boleh bersentuhan jika bukan muhrimnya dan lain-lain. Jadi tidak mungkin Tuhan menciptakan manusia dengan sia-sia.

Jadi, APA MASALAHNYA?

Aku sudah mencarinya, beybeh! Tapi aku tidak pernah menemukan 'The Biggest mistake in my head' itu.

Yah, mungkin pertanyaan itu tidak akan terjawab dengan mudah. Mungkin Tuhan sendiri juga tidak akan memberi tahu kunci jawabannya begitu saja. Tapi aku yakin jawaban itu pasti akan aku temukan. Sooner or later, I'ill find the answer. Entah itu di rumah? di sumurkah? atau di atas hidangan makanankah? I don't know for sure. God knows better...

Yip yiiip...


This entry was posted on 15.38 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar